Good Place | Good Coffee | Good People | Good Mojo | Set On New Normal | Ngopi Kopi Jember
amp body
RUMAH KAFE JEMBER sejak 2015
Set On New Normal Certified Barista by BNSP LSP KI
KOPI yang baik adalah sehitam IBLIS, panas seperti NERAKA, semurni MALAIKAT, dan manis kaya KAMU
Karena KOPI kita bisa PINTAR
Kedai kecil serasa rumah sendiri, dikelola dengan senyum serta tawa juga dikawal barista tersertifikasi untuk ngopi, ngobrol atau membahas tentang apa saja
buka setiap hari mulai pk 18.00
DALAM PAHIT KOPI TERSELIP MANIS DAN RASA YANG LUAR BIASA
Lucu Ulah Hewan Peliharaan Yang Menghibur Hati Masa Pandemi Covid19
RUMAH KAFE JEMBER sejak 2015
Set On New Normal
CERTIFIED BARISTA inside by BNSP - LSP KOPI INDONESIA
KOPI yang baik
adalah sehitam IBLIS
panas seperti NERAKA
semurni MALAIKAT
dan manis kaya KAMU
Karena kopi kita bisa pintar
Kedai
kecil ini serasa rumah sendiri, dikelola dengan senyum & tawa juga
dikawal oleh barista tersertifikasi oleh BNSP juga menerapkan Protokol
Normal Baru Pencegahan COVID-19 dan penyebarannya
Sastra Menyapa Laut Kenduri Sastra Tepi Benua 2025 Dari Getem ke Puger, Gerbang Cerita Pesisir Selatan Telah Terbuka Di antara desir angin dan nyanyian gelombang, pesisir selatan Jember tak lagi sekadar garis pantai. Hari ini, Kenduri Sastra Tepi Benua 2025 resmi dimulai, membuka sebulan penuh perayaan sastra, ekspedisi cerita rakyat, dan pertunjukan lintas komunitas di Getem, Paseban, dan Kampung Nelayan Puger Wetan. Diselenggarakan oleh komunitas Srawung Sastra bersama mitra lokal dan akademisi Jember, Kenduri tahun ini mengusung tema “Petuah Ombak, Jejak Gelombang” — bukan sekadar slogan, melainkan kompas yang menuntun kita membaca ulang kearifan pesisir melalui puisi, cerita rakyat, dan karya visual. Sejatinya kami ingin menjadikan pesisir bukan hanya sebagai latar, tapi sebagai sumber narasi, suara, dan harapan,” ujar Gunawan Tri Pamungkas, Koordinator Program. Selama Oktober, Kenduri akan menghadirkan: - Ekspedisi cerita rakyat di lima desa pesisir - Diskusi sastra bersama nelaya...
Obrolan Seru Pelog Temor, Lengger hingga Ludruk Jember, Sebuah Warisan Budaya yang Masih Bertahan Oleh: Para Pegiat dan Pelaku Budaya di Warung Kopi Balai RW Institute “Man Leseg dan lenggernya iku kancaku ngopi neng stasiun dan pasar Tanjung, wes!” canda Partu Sukarto* sambil tertawa. Obrolan santai di antara para pecinta seni ini tak hanya sekadar guyonan, tapi juga menyentuh sejarah kesenian lokal yang mulai terlupakan. Salah satunya adalah Gending Pelog Temor—sebuah komposisi musik khas yang diyakini berasal dari budaya Madura, khususnya wilayah Tapal Kuda (Jember, Bondowoso, Situbondo). Uniknya, meski dinamakan “Pelog”, gending ini tetap diiringi gamelan slendro, bukan laras pelog seperti di Jawa. “Pelog Temor itu nama gending kuno yang dikenal orang Madura dari Sumenep hingga Tapal Kuda. Sayang, penciptanya sudah tidak diketahui,” jelas Cak Cid**, menambahkan bahwa setiap daerah punya cengkok (gaya) dan geretan (alur musik) yang berbeda. Menurutnya, Jember Utara menyimpan banyak ...
Kenduri Sastra Tepi Benua #1 KENDURI SASTRA TEPI BENUA --Program ini digelar oleh Srawung Sastra, mengambil lokasi di pesisir Jember Selatan: Tempurejo, Ambulu, Puger, hingga Kencong. Diskusi sastra menjelma seperti gelombang yang bersahutan; suara para penggerak berpadu, menghadirkan tafsir, membuka cakrawala. Workshop alih wahana sastra menjadi pelayaran baru—puisi berwujud musik, cerita beralih rupa menjadi film pendek, dan prosa menemukan tubuhnya dalam rupa gambar juga komik. Semua mengalir, seolah-olah kata tak lagi sekadar bunyi, melainkan arus yang menyeberangkan imajinasi ke pulau-pulau yang jauh. Apresiasi buku bacaan untuk para penggerak sastra di sanggar pedesaan adalah inti kenduri ini: lentera yang diserahkan kepada tangan-tangan muda, agar nyala literasi tak padam di jalan berdebu maupun di lorong nelayan. Dari desa, dari tepian benua, sastra bersemi—menjadi jembatan antara warisan leluhur dan masa depan. Maka, Kenduri Sastra Tepi Benua bukan sekadar acara, melainkan doa...
Kali Jompo, Seutas Nadi Kehidupan dan Tantangan di Jantung Jember Kali Jompo, lebih dari sekadar aliran air yang mengalir dalam tenang atau gejolak. Ia adalah saksi bisu sejarah dan kehidupan warga Jember, sebuah kisah yang mengalir dari puncak gunung hingga menghantar sebuah kehidupan di jantung kota yang kita tinggali. Lahir dari rahim Gunung Hyang Argopuro, Kali Jompo memulai perjalanannya yang penuh lika-liku. Hulu sungai ini terletak di bawah sabana rumput luas Cikasur, sebuah tempat yang menyimpan keindahan dan ketenangan tersendiri. Dari sini, Kali Jompo mengalirkan air jernihnya, menelusuri Batu Ampar Kalijompo, Gendir, dan Klungkung, hingga mencapai Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember. Di tengah perjalanannya, Kali Jompo bertemu dengan perkebunan PT Kalianda, yang lebih dikenal sebagai Perkebunan Kali Jompo. Di sinilah sungai ini bertemu dengan Kali Sumber Kembang yang hulunya berada di sisi barat Kali Jompo. Air mengalir bersama, menyatu dalam harmoni yang indah. Namun, Kal...
Bajingan, Para Pemandu Sapi dan Pegon Penggerak Perekonomian Masa Lampau* Sejarah Pegon di Jawa tidak terlepas dari kehidupan sosial dan budaya masyarakatnya. Pegon, gerobak tradisional yang ditarik oleh sapi, telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Jawa, khususnya di daerah pesisir seperti Jember sejak masa lampau. Kemudian muncul sebagai acara tradisi lokal dan telah berlangsung sejak tahun 1989 dan terus dilestarikan hingga kini. Pegon tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi untuk membawa hasil panen atau material bangunan, tetapi juga sebagai simbol kekayaan budaya dan identitas lokal. Di Jember, Parade Pegon diadakan setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kepada alam, di mana mereka menghias pegon dengan ornamen budaya Jawa dan mengenakan pakaian tradisional, untuk tetap mengingatkan pada publik bahwa Pegon punya peran penting pada masa lalu. Sementara itu, pengemudi pegon, yang sering disebut "bajingan" memiliki peran pen...
Nyadran Kali Jompo Grebeg Budaya Kampung Jember Memaknai Ulang Sungai di Wilayah Perkotaan Lewat Kebudayaan Jember, 23.02.2025. Problem sampah di perkotaan di Indonesia menjadi persoalan gunung es, terutama untuk menyediakan lingkungan yang sehat bagi warga kota. Di kota Jember sendiri, yang dilewati beberapa aliran sungai yang membelah ditengah kota seperti Sungai Jompo, yang biasa disebut Kali Jompo oleh banyak warga kota Jember. Berhulu dari gunung Hyang Argopuro dan membelah tengah kota melalui beberapa kelurahan seperti Banjarsengon, Jember Lor, Kepatihan, Jember Kidul dan Kaliwates, sebelum kemudian bertemu dengan aliran sungai Bedadung. Persoalan kebiasaan warga perkotaan menjadi sorotan para penggiat budaya Balai RW Institute, sebuah ruang kolektif dan pendidikan budaya dan konsen mendorong kebudayaan serta kesenian di ruang publik sebagai tempat dialog yang positif untuk pemajuan kebudayaan daerah. Sampah domestik, baik dari rumah tangga maup...
Pepatah Jawa Yang Bijak Ajining Diri Saka Lathi, Ajining Raga Saka Busana, Agama Agemaning Diri kowe ra iso mlayu saka kesalahan ajining diri ana ing lathi Secuil lirik dari lagu Lathi karya single tahun 2020, Weird Genius Feat rapper from Surabaya, Sara Fajira. Sebuah lagu keren yang membuat pingin nulis tentang sepotong lirik yang dihiasi klenengan Jawa yang cukup magis, mistis, kelam dan menusuk siapa saja yang mendengar lagu ini. Tidak semua lirik lagu ini dibahas, hanya ajining diri ana ing lathi aja. yang diambil dari petuah Jawa yang biasa dituturkan mbah kepada cucunya. Ajining diri saka lathi, mengandung makna bahwa seseorang dapat dihargai itu berdasarkan dari ucapannya atau lidahnya. Seseorang akan lebih dihargai di masyarakat serta lingkungan ketika tidak bersikap sombong, atau dia dapat menempatkan diri dan bertata krama dengan baik serta bergauldengan baik. Kalau Anda adalah orang yang berilmu, ya jangan sombong, sebaliknya cobalah menyebarkan ilmu Anda i...
Pesta Sastra Hyang Argopuro Eka Sapta Nawa Carita 2024 ✨ "Mari Bergabung dalam Pesta Sastra Hyang Argopuro Eka Sapta Nawa Carita 2024 ✨ Nikmati perjalanan magis melalui kata-kata dan budaya, dari diskusi sastra hingga pertunjukan tradisi. Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan keajaiban literasi dan tradisi di Jember!" 📚🎠Srawung Sastra Jember adalah sebuah forum budaya dan ruang publik yang berfungsi sebagai wadah diskusi dan pertunjukan seni budaya di Jember. Forum ini merupakan pengembangan dari Forum Sastra Jember (FSJ) dan bertujuan untuk meramaikan khazanah kesenian dan kesusastraan di kota tersebut. Srawung Sastra juga aktif dalam kegiatan literasi, seperti yang terlihat dalam acara Jambore Literasi Anak Tepi Benua. Dalam acara ini, komunitas Srawung Sastra mendampingi siswa-siswa yang memiliki minat dalam kesusastraan melalui diskusi dan workshop tentang berbagai karya sastra dan penulisan kreatif. Selain itu, Srawung Sastra menyediakan ruang apresiasi alternati...
Rumah Kafe Kopi Jember Secangkir Jawa Secangkir Kenikmatan Penuh Cerita Kopi Jawa sendiri (Java coffee) adalah kopi yang berasal dari Pulau Jawa di Indonesia. Kopi ini sangatlah terkenal sehingga nama Jawa menjadi nama identitas untuk kopi. Berbicara tentang sejarah kopi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1696 saat Belanda membawa kopi dari daerah Malabar, India, ke pulau Jawa. Mereka membudidayakan tanaman kopi tersebut di Kedawung, sebuah perkebunan yang terletak dekat Batavia. Namun upaya ini gagal kerena tanaman tersebut rusak oleh gempa bumi dan banjir. Upaya kedua dilakukan pada tahun 1699 dengan mendatangkan stek pohon kopi dari Malabar. Pada tahun 1706 sampel kopi yang dihasilkan dari tanaman di Jawa dikirim ke negeri Belanda untuk diteliti di Kebun Raya Amsterdam. Hasilnya merupakan sukses besar, karena kopi Jawa yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik. Selanjutnya tanaman kopi ini dijadikan bibit bagi seluruh perkebunan yang dikembangkan di Indonesia. Sontak Bela...
Nyadran Kali Jompo, A Lifeline Through Jember’s Heart and the Battle Against Thousands of Kilos of Waste Nyadran Kali Jompo is a unique tradition in Jember, Indonesia, where the community comes together to clean the Kali Jompo river. This event is not only about maintaining the cleanliness of the river but also about fostering a sense of unity and environmental responsibility among the locals. The river, located in the coffee and rubber plantations of Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, is known for its clear waters and serene environment. However, Kali Jompo does not only flow through lush greenery. It also passes through village-neighborhoods such as Klungkung, Banjarsengon, Gebang, Slawu, Jember Lor, Kepatihan, Jember Kidul, and Kaliwates, before merging with Kali Bedadung. Here, Kali Jompo splits the heart of Jember city, becoming a lifeline that provides sustenance to its residents. During Nyadran Kali, people gather to remove tons of trash from the river, making it a beautiful a...
Komentar
Posting Komentar