Sastra Menyapa Laut Kenduri Sastra Tepi Benua 2025 Dari Getem ke Puger, Gerbang Cerita Pesisir Selatan Telah Terbuka
Sastra Menyapa Laut Kenduri Sastra Tepi Benua 2025 Dari Getem ke Puger, Gerbang Cerita Pesisir Selatan Telah Terbuka
Di antara desir angin dan nyanyian gelombang, pesisir selatan Jember tak lagi sekadar garis pantai. Hari ini, Kenduri Sastra Tepi Benua 2025 resmi dimulai, membuka sebulan penuh perayaan sastra, ekspedisi cerita rakyat, dan pertunjukan lintas komunitas di Getem, Paseban, dan Kampung Nelayan Puger Wetan.
Diselenggarakan oleh komunitas Srawung Sastra bersama mitra lokal dan akademisi Jember, Kenduri tahun ini mengusung tema “Petuah Ombak, Jejak Gelombang” — bukan sekadar slogan, melainkan kompas yang menuntun kita membaca ulang kearifan pesisir melalui puisi, cerita rakyat, dan karya visual.
Sejatinya kami ingin menjadikan pesisir bukan hanya sebagai latar, tapi sebagai sumber narasi, suara, dan harapan,” ujar Gunawan Tri Pamungkas, Koordinator Program.
Selama Oktober, Kenduri akan menghadirkan:
- Ekspedisi cerita rakyat di lima desa pesisir
- Diskusi sastra bersama nelayan, penyair, dan akademisi
- Workshop alih wahana sastra: musikalisasi puisi & videografi cerpen
- Pertunjukan puncak di atas panggung terapung Sandeq
- Distribusi buku “Perahu Bahasa” ke taman baca dan sekolah pesisir
Namun yang paling menggugah adalah dua sayembara kreatif yang mengundang publik untuk menyelami laut dengan bunyi dan gambar:
Sayembara Musikalisasi Puisi Kenduri Sastra Tepi Benua 2025
Terbuka untuk pelajar, komunitas, dan publik umum. Peserta diminta menginterpretasi puisi-puisi pesisir dalam bentuk musik berdurasi maksimal 5 menit. Penilaian mencakup kekuatan interpretasi, musikalitas, dan keberanian eksplorasi bunyi lokal.
Sayembara Video Bercerita Kenduri Sastra Tepi Benua 2025
Peserta diminta mengadaptasi cerita rakyat pesisir menjadi video pendek berdurasi 2 menit, dalam format bebas: dokumenter, animasi, atau fiksi. Penilaian menitik-beratkan pada kekuatan narasi, visualisasi, dan relevansi lokal.
Karya-karya terpilih akan ditampilkan dalam pertunjukan puncak dan diunggah sebagai bagian dari antologi digital “Sastra Bahari Jember” — sebuah arsip hidup yang merekam denyut sastra pesisir. Pendaftaran dibuka hingga 16 Oktober 2025 melalui kanal resmi Srawung Sastra.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Fasilitasi Pemetaan dan Penguatan Komunitas Sastra oleh Kementerian Kebudayaan RI. Lebih dari 300 peserta dan penonton diperkirakan akan terlibat, namun angka bukanlah ukuran utama. Yang lebih penting adalah bagaimana Kenduri ini membuka gerbang: bukan hanya menuju panggung, tapi menuju pemahaman baru tentang laut, kampung, dan sastra itu sendiri.
Di pesisir selatan Jember, sastra tak lagi berdiri di tepi. Ia berenang bersama ombak, menyapa benua, dan mengajak kita ikut serta.
Untuk informasi lebih lanjut dan jadwal lengkap, masyarakat dapat mengakses kanal resmi Srawung Sastra di media sosial dan website Balai RW Institute.
Komentar
Posting Komentar